Posted by: rario | 2019/01/03

*Hikmah Pertikaian*

Mungkin ada yg bertanya dalam hati, _”Bagaimana bisa pertikaian bisa menghasilkan hikmah? Bukankah sebaiknya bahkan seharusnya kita menghindari pertikaian?”_

Mari kita kaji bersama…
Bahkan dalam RT pun kadang ada ‘selingan’ pertikaian/perselisihan, yg biasanya disebabkan ‘ledakan’ ketidak puasan satu terhadap yg lainnya. Ketidakpuasan biasanya disebabkan oleh akumulasi pemakluman atas *kekurangan* terhadap pasangan/rekan kerja/rekan berjama’ah /dll.
Ibarat tong/drum air, walaupun diisi dg air ‘kotor’, lama kelamaan akan luber juga kan…
Ibarat filter/saringan, walaupun ‘kotoran’ yg disaring sangat sedikit, namun lama kelamaan akan mampet bahkan jebol juga kan…

Karena itu, kejujuran mengakui kekurangan serta mengevaluasi semua kekurangan diri sendiri adalah kunci utama menyelesaikan pertikaian.

Penyebab pertikaian/masalah/problematika/dll harus diminimalisir agar semua berjalan/berfungsi normal kembali.

Kenapa diminimalisir? Bukannya lebih baik dihilangkan sama sekali?

Karena kadangkala, bahkan seringkali, semua bentuk kekurangan yg ada bukanlah pd hal² yg prinsip…
Ibarat mencari gading yg tak retak, ibarat mencari tulang rusuk yg lurus, ibarat mencari motor/mobil/gadget/dll yg memuaskan semua keinginan kita, apakah bisa ditemukan atau apakah ada?
Bagaimana dg diri kita sendiri? Mampukah memenuhi harapan/keinginan kita dari org lain?

Saudaraku….kita ini tak ada yg sempurna, bahkan memang diciptakan Allah tidak sempurna, agar satu sama lain ada kebutuhan, saling membutuhkan.
Apalagi barang² duniawi, selama itu buatan manusia, pastinya punya kekurangan, sekalipun harga & upaya pembuatannya sangat mahal atau berteknologi tinggi.

Bagaimana?
Siap belajar dari pertikaian/perselisihan/dll?

_Wallahu ‘alam_

(RAD).

Posted by: rario | 2018/08/17

Buya HAMKA: ”MAKA PECAHLAH MUHAMMADIYAH?”

Oleh: Djarnawi Hadikusumo.

———————————————

Referensi ishlah dari Muhammadiyyah. (Redaksi)

———————————————

Kaum Muda Muhammadiyah tengah menebak–nebak, apa yg terjadi jika kedua tokoh Muhammadiyah itu saling berhadapan. Siapa lebih tangguh? Siapa lebih banyak pendukung, & bagaimana sidang tanwir nanti berjalan?
Kedua tokoh yg saling berhadapan itu ialah Buya Hamka & K.H. Farid Ma’ruf.
“Kami yg muda² tdk sabar kedatangan sidang tanwir itu. Kami sangat antusias utk menyaksikan kedua tokoh itu berdebat di atas mimbar. Tak sabar spt menanti pertarungan antara Muhammad Ali melawan Joe Frazier,“ kenang pak Djarnawi*.

Ketegangan memang terasa di kalangan Muhammadiyah, terutama pd tingkat pimpinan. Bukan hanya tegang, Pak Djarnawi melukiskan, “Pd tahun 1960, terjadi kehebohan di Muhammadiyah“.

Penyebabnya, pak Moelyadi Djoyomartono diangkat Bung Karno sbg menteri sosial. Padahal, hubungan Muhammadiyah dg Bung Karno sedang Memburuk menyusul pembubaran Masyumi.

Terjadi Pro & Kontra.

Yg mendukung pak Moelyadi sbg mensos adalah pak Farid Ma’ruf. Beliau punya alasan, semua utk Muhammadiyah, bukan utk diri sendiri.

Yg tdk setuju menganggap, menerima jabatan itu berarti Muhammadiyah bertekuk lutut di kaki Soekarno.

Terjadi ketegangan yg merata dari Pusat sampai Daerah.

Dalam suasana ini, lahirlah rumusan kepribadian Muhammadiyah. Ini muncul dari kegelisahan Fakih Usman terjadi ketidak harmonisan sa’at itu. Puncaknya, Hamka menulis di harian Abadi berjudul, “Maka Pecahlah Muhammadiyah”.
Hamka menyatakan, ada dua golongan dalam Pimpinan Pusat yaitu golongan istana & luar istana. Hamka menyebut Farid Ma’ruf sbg golongan istana krn selalu berusaha membawa Muhammadiyah ke Istana.

Pengaruh tulisan Hamka sangat besar. Sebab, beliau tokoh Muhammadiyah, mubaligh kenamaan, & pengarang terkenal. Apalagi harian Abadi sa’at itu tercatat sbg koran besar yg beredar sampai ke pelosok tanah air. Buntutnya, sebagian besar orang Muhammadiyah menyudutkan Farid Ma’ruf & Moelyadi.
Dalam sidang tanwir di Gedoeng Muhammadiyah Yogyakarta, Hamka dipersilahkan tampil ke mimbar lebih dulu utk menjelaskan tulisannya di harian abadi, sekaligus sbg pertanggungjawaban.

Semua menunggu.

Hamka berdiri tenang. Wajah & matanya berbicara lebih dulu dari pada bibirnya. Tiba², pelupuk mata Hamka penuh air mata. Dg suara tersendat, Hamka mengakui bahwa jika perasaannya tersentuh segera tangannya mencari pulpen lalu menulis. Semua yg ditulis di harian Abadi bermaksud baik, didorong cintanya kpd Muhammadiyah. Namun, jika tulisan itu menyinggung perasaan Farid Ma’ruf yg sangat dicintainya, Hamka menyatakan sangat menyesal, mohon ampun & ma’af kpd Farid Ma’ruf.

Giliran Farid Ma’ruf tampil. Ia ke mimbar dg membawa map berisi berkas² sbg pertahanan krn mengira Hamka akan menyerangnya bertubi-tubi. Dia juga siap memberi serangan balasan. Di mimbar, Farid lama terdiam. Sikap Hamka sama sekali tdk diduganya. Tdk menyerang, malah minta ampun kpdnya di depan umum. Map yg dibawa akhirnya tdk dibuka.
Dg suara datar & wajah tenang. Farid menyatakan, kesediaan pak Moel menerima jabatan Mensos adalah dg niat baik demi Muhammadiyah, yaitu membantu amal sosial Muhammadiyah. Menurut Farid, kondisi sekarang masih tetap diperlukan kerja sama Muhammadiyah dg Pemerintah. Perbedaan antara dia dg Hamka sama² didorong niat baik. Jika pendiriannya dinyatakan salah & dikhawatirkan membawa Muhammadiyah ke Istana, Farid berujar, “maka dg ikhlas saya mengundurkan diri dari Pimpinan Pusat ….”.

Belum lagi kalimat Farid selesai, Hamka berdiri & mengacungkan tangan. “Pimpinan !”, serunya, “Jangan saudara Farid mundur. Kita sangat membutuhkan dia. Saya, Hamka yg harus mundur….”.

Mendengar itu, Farid menghentikan pidatonya. Ia lalu turun menuju Hamka. Hamka pun menyongsong Farid. Keduanya lalu berpelukan dg air mata bercucuran. Semua tertegun. Lalu menyusul ucapan hamdalah,
tepuk tangan, & ada yg bertakbir. Persoalan selesai.

Sidang tanwir terus berjalan membicarakan agenda lain. Setelah itu muncul berita di harian Abadi berjudul,
“Muhammadiyah Tdk Pecah !”

Alangkah indahnya dinamika dalam Muhammadiyah yg dicontohkan para pendahulu.

Sesungguhnya, perbedaan pendapat selalu ada.

Yg berbeda cara menyikapinya. Dulu, diselesaikan dg sikap dewasa, dg ikhlas hati, tdk mengedepankan harga diri.

Rukun & damai dalam keindahan itu tdk sulit asal ada kemauan, begitu kata Al–Quran.

“Jika keduanya menghendaki kerukunan, Allah akan membukakan jalan kpd mereka”. (QS. An-Nisa’ [4] : 35).
.SELESAI.

Sumber: sangpencerah.id

Nb: Tulisan Djarnawi Hadikusumo & dimuat di buku 70 tahun Buya Hamka. Terbit akhir ’70an.

Posted by: rario | 2018/08/01

Ulama & Kritik

Tdk semua kritik thd ulama itu berarti mendelegitimasi. Apalagi diartikan anti Islam.

Kritik tdk selalu krn benci, banyak juga yg ilmiah, logis, berdasarkan dalil syar’i, bahkan krn cinta.

Siapa tahu yg dikritisi hanya gaya orasi nya yg kurang lembut/santun/emosional.

Atau krn mimik wajah yg ‘serem’, kurang senyum, kurang rapi, dll.

Mengingat yg maksum hanya Rasulullah ﷺ (lagi), maka *sebagian* ulama tdk usah terlalu _baperan_.

Dan lebih baik merespon positif semua kritik/saran/nasihat, bahkan _bully_ sekalipun, demi kebaikan bersama.
Respon negatif bisa justru menjauhkan ummat/objek dakwah dari Islam.

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ …
“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku *lemah lembut* terhadap mereka. Sekiranya engkau *bersikap keras dan berhati kasar*, tentulah mereka *menjauhkan diri dari sekitarmu*. Karena itu *maafkanlah* mereka dan *mohonkanlah ampunan* untuk mereka, dan *bermusyawarahlah* dengan mereka dalam urusan itu. …. (QS 3:159)

Wallahu’alam.
(RA, 1439H)

Posted by: rario | 2018/07/30

Perubahan Sikap

Pengantar

Artikel ini jenis Satire*, sudah biasa di kalangan NU. Jadi jangan sampai gaya penulisan menyebabkan gagal menemukan inti pesan.

———

Dikisahkan, seseorang mengubur seekor anjing di pemakaman kaum muslimin. Kemudian orang² mengadukan perkara tsb kpd seorang hakim, lalu sang hakim memanggil orang tsb menanyakan perbuatannya.

Org: Krn anjing itu mewasiatkan hal tsb kpd ku lalu aku melaksanakan wasiatnya.

Hakim: Apakah kamu memperolok-olok kami?

Orang: Anjing itu juga berwasiat kpd ku utk memberikan uang Rp 100.000.000 kpd pak hakim.

Hakim: Semoga Allah merahmati anjing tsb.

Orang² heran melihat perubahan sikap hakim tsb, lalu hakim itu berkata kpd mereka.

Hakim: Jangan heran! Saya telah mengamati & meneliti anjing yg saleh ini, ternyata anjing itu masih keturunan anjing Ashabul Kahfi.

Penutup

Itulah kondisi kita hari ini…
Sebagian orang berubah prinsip² & sikap²nya sesuai keinginan & kepentingan pribadi mereka..
😀😀😀

(Ust. Aunur Rofiq Lc.)

*Menyindir tanpa perlu menyebutkan nama.

(unknown)

Hidup berumahtangga tidak sesimpel yg kita bayangkan. Sbg seorang suami berkewajiban menafkahi istrinya secara lahir & batin.

Nah kadangkala kita sbg suami sering mengabaikan kebutuhan batin istri setiap harinya, dikarenakan suami sibuk mencari nafkah. Dan tidak mungkin pula kita memanjakan istri kita di ranjang setiap hari.

Oke, bagi Anda (kaum pria) yg sedang membaca ini, kami sarankan untuk sering² memeluk istri minimal satu kali sehari. Mengapa demikian?
Faktanya, pelukan ternyata memiliki khasiat yg luar biasa dalam hubungan pernikahan. Tidak hanya akan ada cinta yg tumbuh lebih kuat, koneksi fisik & emosional Anda juga akan semakin kuat.

Dilansir dari merdeka.com, ahli percintaan mengatakan bahwa ketika suami memeluk istri, jantung akan berdegup kencang & kemudian akan terasa hangat secara tiba² di dalam tubuh. Dapat menghilangkan stres juga lho.

Nah, berikut ini kami berikan 7 alasan mengapa suami hrs memeluk istri setiap hari.

*1. Meningkatkan Keromantisan.*
Bagi Anda yg memang kurang memiliki rasa romantis di dalam diri, Anda bisa melakukan ini. Cukup dg memeluk istri saja sa’at akan berangkat kerja, sepulang kerja, atau sebelum tidur.
Ini akan membuat hubungan Anda semakin romantis & diyakini dapat memecahkan segala macam hambatan dalam rumah tangga.

*2. Membantu Komunikasi.*
Apakah Anda tahu bahwa pelukan ternyata memiliki bahasa komunikasi yg luar biasa? Para ahli dapat mengklaim bahwa satu pelukan dapat membantu komunikasi non-verbal utk menggambarkan rasa sayang, terharu, terima kasih, kekesalan, bahkan kemarahan.

*3. Membantu Meringankan Beban Istri.*
Satu pelukan sehari akan memberi begitu banyak kehangatan bagi istri Anda. Jika ingin menunjukkan bahwa Anda peduli, maka peluklah dia. Krn terkadang istri lebih merasa bimbang & lelah ketimbang suaminya. Satu pelukan saja dapat memenangkannya.

*4. Menghilangkan Stres.*
Memeluk istri terbukti dapat menghilangkan stres. Pasalnya, pelukan kpd istri mampu mengurangi jumlah hormon stres kortisol yg diproduksi dalam tubuh.

*5. Meningkatkan Suasana Hati*
Ketika istri menerima pelukan Anda, hormon oksitosin akan dilepaskan shg membuat sang istri meresa hangat, tenang, & juga bahagia.

*6. Meredakan Emosi.*
Tak dipungkiri bahwa setiap kehidupan rumah tangga pasti ada cekcok. Satu pelukan saja bisa meluluhkan hati wanita.
Beri dia kehangatan, rasa nyaman, cinta, & meminta ma’af secara tulus. Bandingkan dg Anda yg hanya meminta ma’af kpdnya tanpa melakukan apapun. Mana yg lebih cepat?

*7. Jarang Bertengkar.*
Masih berhubungan dg poin di atas, pelukan dapat menurunkan energi negatif & mengembangkan energi positif. Semakin sering pasangan suami istri berpelukan, maka akan semakin sayang & cinta.
Dua²nya akan sangat sabar & mau menerima perbedaan pendapat. Kemudian berpelukan lagi, utk menyelesaikan masalah.

*Ternyata membahagiakan istri sesimpel itu. Mau coba?*

_Semoga kita menjadi lebih baik & bermanfa’at._

*Robbana Taqobbal Minna*
Yaa Allaah terimalah dari kami (amalan kami), Aamiin…

😊❤👍

Posted by: rario | 2018/07/23

Pindah Kubu

(NN)

Fenomena pindah kubu sudah sering terjadi dalam berbagai peristiwa sejarah.
Dalam sejarah Islam pun, tdk sedikit mereka yg memilih berpindah kubu.

14 abad silam, pd siang hari yg terik, pd suatu majlis kecil, Rasulullah mengabarkan,
*_“Sesungguhnya, di antara kalian ada seseorang laki² yg kelak gigi gerahamnya di neraka lebih besar dari gunung Uhud”._**

Semua sahabat yg hadir dalam majlis kemudian diliputi kecemasan dari hari ke hari.

Hingga syahid lah mereka satu persatu & akhirnya tinggal dua orang tersisa; Ar Rajjal bin Unfuwah & Abu Hurairah.

Abu Hurairah begitu ketakutan, sebab semua sahabat yg hadir pd majlis itu sudah wafat dalam keadaan husnul khotimah, yg tersisa hanya dia & Ar Rajjal. Abu Hurairah khawatir jika sampai dia menjadi orang yg dikhabarkan oleh Rasulullah tsb.

Hingga tibalah masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar. Sa’at itu muncul lah Nabi palsu bernama Musailamah yg kemudian diberi gelar oleh orang² Muslim sbg Al Kadzaab (pendusta), Musailamah Al Kadzaab.

Keberadaan nabi palsu ini semakin mengkhawatirkan sebab pengikut nya kian hari kian bertambah & semakin menjadi-jadi, mereka punya Al-Qur’an baru, mereka membawa Islam baru dg dipimpin oleh seorang nabi palsu.

Sebab itulah Khalifah Abu Bakar berniat utk memerangi mereka habis²an.

Ar Rajjal bin Unfuwah.. merupakan seorang sahabat yg banyak hafalan Qur’an nya, bisa jadi sudah hafal Al-Qur’an, juga dia sudah hidup & berjuang bersama Rasulullah beserta para sahabat. Dia bahkan beberapa kali diutus utk mendakwahkan Islam di berbagai daerah.
Akhirnya dia sendiri yg meminta agar dikirim oleh Khalifah Abu Bakar utk menemui & mendakwahi Musailamah Al Kadzaab. Khalifah pun memberikan izin & berangkat lah Ar Rajjal menemui si Nabi palsu ini.

Alih² mendakwahi Musailamah, dia justru menjadi ragu di sana, dia melihat bhw jumlah pengikut Musailamah sangat banyak, dia mendapatkan tawaran yg menggiurkan disertai argumen Musailamah yg cukup masuk akal. Shg Ar Rajjal memutuskan bhw dia mulai sa’at itu menjadi pengikut Musailamah.
Dia khianati kepercayaan Khalifah. Dia membelot, maka jadilah mulai sa’at itu Ar Rajjal berpindah kubu.

Hadirnya Ar Rajjal di pasukan Musailamah semakin memberikan semangat bagi pasukan nabi palsu itu, mereka sekarang punya argumen: “Loh ini si Ar Rajjal aja sahabat Rasulullah, hafidz, dulu berjuang bersama Rasulullah & sekarang ikut barisan ini, berarti barisan inilah yg benar”. Shg pengikut Musailamah semakin banyak & rasa percaya diri mereka semakin meninggi, mereka seakan mendapatkan angin segar dg bergabungnya seorang tokoh utama dari kalangan sahabat.

Di sisi lain, Abu Hurairah merasa lega, sebab sekarang sudah jelas siapa yg dimaksud oleh Rasulullah yg gigi geraham nya di neraka sebesar gunung Uhud.

Pasukan Muslimin juga semakin bersemangat sebab mereka makin yakin bhw mereka di kubu yg benar berdasarkan hadits yg dibawa dari Abu Hurairah.

Semakin panaslah suasana antara dua kubu, yakni kubu kebenaran & kubu kebathilan. Masing² memiliki kekuatan yg dahsyat, namun tentu saja umat Islam memiliki kekuatan yg jauh lebih dahsyat, yg tdk dimiliki oleh pasukan Musailamah, yakni *pertolongan dari Allah Yg Maha Kuat*.
Ketika perang berkecamuk antara pasukan Muslimin & pasukan murtad nya Musailamah.. Ar Rajjal berhasil dibunuh oleh Zaaid bin Khattab (kakak tertua Umar bin Khattab).

Demikianlah kisah salah satu tokoh utama sahabat di masa lalu, betapapun dia sudah berjuang bersama Rasulullah, hafal Al-Qur’an sekalipun, dia tetap berpindah kubu.

Sejarah telah menuliskan semuanya, & akan selalu berulang di zaman yg berbeda.

Dalam perjuangan, ada saja hal² yg tdk terduga tapi akhirnya terjadi juga.
Ada masanya kita berjuang bersama sahabat kita, namun siapa sangka di kemudian hari dia berpindah kubu & menjelma menjadi lawan yg sangat nyata.
Tdk usah risau jika sahabat juang kita berpindah kubu, sebab pasti Allah akan selalu hadirkan kpd kita sahabat juang yg baru.

_Yg utama adalah bagaimana kita istiqomah & ikhlas di atas jalan kebenaran._

*Hadits marfu’

Posted by: rario | 2018/07/23

*HELPING YOUR CHILDREN TO BUILD THEIR FUTURE*

(NN)

Bagi kita yg merasa “salah jurusan” waktu sekolah/kuliah. Dan bagi para ortu yg sedang menyiapkan anak²nya utk zaman yg akan datang, silakan disimak tulisan ini. Semoga bermanfa’at.

Dua hari yg lalu, saya berada di Singapore. Dan saya berkesempatan utk minum kopi bersama seorang sahabat saya, yg menjadi profesor di sebuah Universitas terkemuka di Singapore.
Sebut saja namanya Henry. Kami janjian ketemu di Le Paul di Takashimaya. Kebetulan saya lagi kangen makanan Perancis.
Dan mulailah kami ngobrol sana sini, ttg _disruption_, ttg dunia pendidikan, ttg _reward system for innovation program_ …etc …etc.
Sampai tiba² Henry bertanya, ”Pam, anakku baru klas 1 SMA & dia bertanya, sebaiknya nanti dia kuliah apa ya?”
I said, ”Why you asked me this question? You are the one who is a professor in a famous university!”

Henry meneruskan, ”Well, Pam tahu kan, kadang² apa yg dihasilkan dunia pendidikan & yg dibutuhkan oleh industri bisa berbeda.
_I want to make sure that my daughter will be in the right path._
Apalagi dg era _disruption_ sekarang, begitu banyak pekerjaan yg akan hilang!
Terus anak saya hrs kuliah apa dong!”

_Good question!_
Tetapi, apakah pertanyaan itu perlu ditanyakan? Bukankah pd akhirnya nanti kita semua akan menjadi HIMASALJU ? (Himpunan Mahasiswa Salah Jurusan?)
Ijazah temen saya Teknik Kimia,
sekarang jadi CEO bank.
Ijazah saya Computer Engineering, jadi HR Director, & saya punya teman lulusan Kedokteran Umum yg menjadi dosen & _consultant management._

_So what? The most important thing will be your agility_, kemampuan mempelajari hal² yg baru.
Suatu sa’at saya membantu klien saya merekrut _Telco Troubleshooting engineer_ di Jepang.
Dan yg mendaftar adalah seorang dokter (lulusan Kedokteran Umum).
Dan saya tanya dia, ”Ngapain dokter mendaftar sbg _Telecom engineer_?”
Dan dia menjawab, ”Saya sdh belajar utk _troubleshooting_ tubuh manusia, kalau anda kasih saya buku petunjuk nya _Mobile Switching Center_, saya akan pelajari & saya akan _troubleshoot your MSC!_”
_Voila, anything can be learned._ Selama anda mau belajar & bekerja keras di _field_ yg baru!

Henry meneruskan, ”Tapi kan bukan berarti kita kuliah sembarang jurusan kan Pam? Memang ada _banker_ yg dari
Akunting atau Teknik Kimia. Tapi kan gak ada _banker_ yg dari jurusan seni rupa atau seni tari kan?”

Ok, ok, setuju!
Jadi gimana?
_Ok, lets make it very simple._
Kuliah apapun, jurusan apapun, di universitas apapun, tdk akan ada yg bisa membekali anda dg kemampuan yg membuat anda “siap kerja!”.
Di perusahaan anda nanti, anda masih harus di _training_ lagi agar anda siap melakukan pekerjaan anda!
Makanya yg penting adalah *_agility_*, kemampuan anda mempelajari hal² baru (seberapa cepat anda mampu _absorb_ pengetahuan baru & menerapkannya).

Nah di situlah kita tetap perlu belajar ttg:
⁃ *_logical thinking_*
⁃ *_system thinking_*
⁃ *_analytical skills_*
⁃ *_big picture thinking_*.

Krn, _in the end of the day_, kita memang akan mempelajari sebuah “system” & menganalisa bagaimana “system” itu akan _interract_ & interlink dg yg lain.
Terserah apapun sistemnya.
Bisa _banking system, supply chain , manufacturing_ atau apapun. Tetapi in _the end of the day this is what you will do_, *mempelajari sebuah “system” & menganalisa bagaimana “system” itu akan _interract_ & _interlink_ dg yg lain*!

Itulah mengapa seorang lulusan Teknik Kimia bisa menjadi CEO bank, krn di Teknik Kimia mereka mempelajari “proses”, jadi mereka bisa menerapkan _knowledge_ mereka ttg “process” ke _banking system_.

Kalau orang² yg masih bermental “jadoel” gak akan ngerti itu, & mereka akan komentar spt ini
⁃ ngapain lulusan Kimia ke bank?
⁃ kasihan amat , kuliah 5 tahun gak dipakai ilmunya?
⁃ kok kerjanya bisa kesasar begitu?

Orang² yg bermental begitu masih terjebak dalam paradigma lama, & masih berfikiran dg pola “mesin uapnya James Watt. Padahal kita sekarang sudah masuk zaman Industrial 4.0, bayangin telat berapa generasi tuh orang !

Ok, sekarang kita kembali ke Henry, apa yg harus Henry lakukan utk memberikan _advice_ yg tepat kpd anaknya ….

Kita coba beberapa langkah di bawah ini …

*a) Find their passion*
Pertama kali, cari _passion_ mereka apa. Ingat orang yg mengerjakan sesuatu sesuai dg _passion_ nya akan _perform_ lebih bagus.
Lihat, mata pelajaran apa yg nilainya lebih bagus.
Dan tanyakan 2-3 mata pelajaran yg dia paling sukai.

*b) Help them draw their dream*
Nah, kemudian tanyakan cita² hidupnya apa.
Bidang apa yg akan dia sukai
Ingat, _you are helping them to build their own dream & not yours!_

*c) Help your children to choose one field with their passions & connect to their dream*
_Help them to connect the dots._ Usahakan agar apa yg mereka sukai akan nyambung dg apa yg mereka ingin kerjakan di masa depan.
Jadi lihatlah apakah anak anda:
⁃ hobby berkutat dg mobil²an & _gadget electronic_?
⁃ Berkomunikasi & berinteraksi dg orang?
⁃ Lebih banyak fokus di kegiatan fisik & olahraga?
⁃ Bekerja sendiri & berkreasi?

Observasi anda akan membantu anda mengarahkan bidang apa yg akan dipelajari mereka di bangku kuliah.
Berdasarkan pengamatan ttg apa yg mereka sukai, bidang apa nilai mereka lebih bagus & cita² yg ingin mereka capai, arahkan mereka ke jurusan yg akan mereka pilih.

_Don’t worry too much._ Jurusan itu bukan membuat mereka terpaku seumur hidup mereka, masih banyak kemungkinan bhw mereka akan bekerja di bidang yg (seolah-olah ) tdk ada hubungannya.

Jadi paradigmanya bukanlah “saya akan menjadi insinyur kimia yg baik”, tetapi paradigma sekarang adalah, ”Saya akan belajar _system & design thinking_, & saya menggunakan kasus² di jurusan teknik kimia sbg simulasi untuk memecahkan permasalahan!”

*_d) They have to build the emotional & social intelligence_*
Sampaikan bhw selain kuliah,
mereka juga hrs belajar ttg _leadership & teamwork_.
Intinya bagaimana mengendalikan emosi sendiri & bagaimana mereka memahami orang lain.
Hal ini bisa dipupuk dg seringkali mengikuti kegiatan organisasi di kampus, senat, kegiatan kemahasiswaan, atau apapun yg membuat mereka berhubungan dg orang² lain yg akan melatih _social skills_ mereka.
Suatu saat nanti mereka akan mengerti bhw kemampuan mereka dalam _teamworking & leadership_ ternyata akan sama pentingnya dg kemampuan akademis mereka!

*_e) Tell them to build their agility_*
_Last but not least, tell them to build agility, by learning something new every time._
Dunia akan berubah begitu cepat, mereka juga hrs belajar dg irama yg lebih cepat lagi.
Utk melatih itu mereka hrs selalu mempelajari sesuatu yg baru.
Apa yg bisa mereka pelajari?
_Anything!_ Bahasa asing, memasak, berkuda, olahraga baru, menggambar, …etc.
*_It doesn’t matter WHAT they learn. What matters is HOW they continuously stimulate their brain to learn something new & to puck up new knowledge/skills. This will be very useful in the future._*

Jadi ingat, untuk lebih mempersiapkan anak² anda utk masa depan mereka, lalukan kelima langkah di bawah ini:

a) Find their passion
b) Help them draw their dream
c) Help your children to choose one field with their passions & connect to their dream
d) They have to Build the emotional & social intelligence
e) Tell them to build their agility

Biografi Teknologis Prof. Dr. Nurul Taufiqu Rochman, B. Eng., M. Eng., PhD.

Diedit oleh Suherman

Nurul Taufiqu Rochman atau dikenal dg sebutan Nurul, dilahirkan di Malang pd tanggal 5 Agustus 1970 dari keluarga yg sangat sederhana. Sejak kecil, orangtuanya tdk mengajarinya utk berleha-leha apalagi hidup penuh kemanjaan. Membuat es lilin, kripik pedas, berjualan buah kupas, memasak & membersihkan rumah adalah pekerjaan sehari-hari yg ditugaskan Ortunya supaya NTR kelak terbiasa hidup mandiri & menikmati hasil dari keringat sendiri. Semangat belajar tdk dibiarkan padam oleh keterbatasan fasilitas. Sambil bekerja Nurul masih bisa bermain dg teman sebayanya & juga mencuri waktu utk terus belajar. Maka sambil jualan gorengan & membungkus es lilin dia simpan buku di sampingnya supaya bisa terus membaca. Sejak kecil Nurul sudah menyadari bhw membaca adalah instrumen utama utk meraih pengetahuan. Nurul belajar tdk hanya di bangku sekolah akan tetapi juga belajar langsung dari kehidupan yg penuh dg peluh & kesah.
Setelah lulus SMA Nurul harus hijrah ke Bandung krn diterima di jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB). Waktu itu, bisa kuliah di ITB adalah suatu prestasi yg luar biasa krn ITB adalah salah satu perguruan tinggi yg sangat prestisius di tanah air. Berkat keuletan & keenceran otaknya Nurul bisa dg mudah menembusnya. Akan tetapi kuliah di ITB hanya dijalaninya selama 3 bulan saja krn Nurul beruntung mendapatkan kesempatan mengikuti program BJ Habibie yg bernama STMPD II ( _Science & Technology Man Power Development Program_) utk sekolah di Jepang. Setelah belajar Bahasa Jepang selama 6 bulan di Jakarta, pd tahun 1990 Nurul berangkat ke Negeri Sakura.
Tahun pertama di Jepang, Nurul melanjutkan belajar bahasa Jepang di Tokyo selama satu tahun. Kemudian, di tahun 1991, Nurul pindah ke Propinsi Kagoshima krn diterima di Universitas Kagoshima dalam bidang Teknik Mesin dg penjurusan Teknik Material & Rekayasa Produksi. Nurul dapat menyelesaikan kuliah S-1 (1995), S-2 (1997) & S-3 (2000) di Universitas Kagoshima dg predikat _cum laude_.
Menurut Nurul, Habibie lah yg telah mengubah jalan kehidupannya. Nurul menganggap Bapak Teknologi Indonesia itulah yg memberi segala inspirasi serta membuka jalan hidupnya. Ia juga ingin spt Habibie. “Beberapa waktu lalu, ketika ada perkumpulan di rumah Beliau, Beliau (Habibie) menerangkan ttg teknologi pesawat benar² sangat detail. Pak presiden ke-3 kita ini memang benar² _scientist_ banget” ujar Nurul.
Keuletan sbg peneliti nano & menyalurkan hasil karyanya di dunia industri sudah terlihat sejak Nurul masih menempuh studi di Jepang. Nurul mulai meneliti nanoteknologi pd semester VII program sarjana di Kagoshima University. Sebagaimana prinsip dasar nanoteknologi utk mengendalikan sifat material, Nurul juga gigih berusaha mengendalikan hidupnya. Setamat program doktor di Jepang, dia tak langsung pulang ke RI. Ia lalu memutuskan bekerja dulu di Pusat Penelitian Daerah Propinsi Kagoshima, Jepang, guna mengumpulkan modal sekaligus membina jaringan. Misi lain bekerja di tempat tsb adalah utk menyelami & memahami budaya kerja juga utk mempelajari bagaimana peneliti berinteraksi dg industri. ”Saya ingin tinggal di Jepang dulu. Mempelajari bagaimana budaya hidup mereka shg bisa menjadi negara maju.”
Nurul bekerja di industri Jepang sbg konsultan riset & pengembangan ( _research & development_) selama setahun & bekerja selama 3 tahun di Pusat Penelitian Daerah Jepang sbg peneliti istimewa. ”Selama 3 tahun saya bekerja spt PNS (pegawai negeri sipil) di sana,” kenang pria yg bertampang serius tapi suka humor ini. Selain itu, Nurul menjadi _advisor_ (Pembina) pd proyek Konsorsium Daerah di Khusyu, Jepang 2002-2003. Statusnya waktu itu semi pegawai negeri pusat Jepang yg ditempatkan di Kagoshima, daerah yg memiliki 5.000 industri kecil & menengah. Tugasnya sbg konsultan atas permasalahan dunia industri Propinsi Kagoshima.
Selama bekerja di Kagoshima prestasinya dinilai mencengangkan. Dia menemukan cara membersihkan logam berat timbal (Pb: timah hitam) dari paduan tembaga termasuk kuningan. Dg temuan ini, Nurul bisa membuat jutaan meter limbah kuningan di Jepang menjadi bernilai tinggi. Nurul mengatakan, di Jepang ada regulasi yg mengatur bhw logam yg dijual di pasaran harus bebas dari kandungan timah hitam. Di RI regulasi spt itu belum ada. Padahal, kandungan timah hitam dalam besi sgt berbahaya bagi kesehatan manusia dalam jangka panjang. Dampaknya, bisa mengakibatkan gangguan kesuburan, parkinson, & gangguan otak. Temuan ini dipatenkan, dg namanya tercantum sbg penemu utama, membawahi 2 profesor & 4 anggota peneliti lain. Di Jepang, temuan² Nurul diapresiasi sgt baik. Tawaran menetap & menjadi pegawai dg iming² gaji jauh lebih besar terus menghampirinya, tetapi dia tak bergeming pd pendiriannya utk memilih pulang.
Pd sa’at bekerja di Jepang tsb, kebetulan Nurul masuk ke tim projek divisi material. Dia bekerja dg sebuah _team work_ yg kuat yg tertata dalam bentuk sistem yg terintigrasi. “Begitu saya masuk ke dunia sistem yg sudah terintegrasi yg mapan kita langsung unggul di situ. Nilai² kita dg yg lain sbg sebuah sistem jauh melebihi nilai sbg individu. Di Jepang terkenal dg istilah *Medatsu tataki* yg artinya adalah ‘yg muncul dipukuli’. Intinya mereka mengajak kesiapan dari _team work_ supaya selalu bekerja bersama-sama, maju bersama-sama. Inilah nilai keunggulan mereka. Tetapi _person to person_ kita bisa saja jauh lebih handal dibanding mereka.” Lembaga riset & pengembangan tempat bekerja Nurul adalah gudangnya peneliti utk melakukan segala bentuk penelitian. Mereka ditarget membuat penelitian yg bisa disalurkan ke 5.000 unit usaha kecil & menengah (UKM) di seantero Kagoshima.
Setelah cukup lama studi & mencari pengalaman kerja di Negeri Matahari Terbit, Nurul menyimpulkan, banyak budaya masyarakat Jepang yg patut ditiru. Misalnya *budaya kesolidan tim*. Juga soal *bekerja yg efektif & efisien*. ”Di sana kalau kita menonjol sendiri malah dipentungi (dipukuli, Red),” ungkapnya.
Bekerja di lembaga riset Jepang membuat Nurul hafal strategi menyalurkan hasil penelitiannya ke dunia industri. Dia berharap rencana pemerintah RI membuat Sains Techno Park (STP) di beberapa daerah bisa menjembatani kegiatan penelitian dg kebutuhan industri di daerah setempat. Shg hasil penelitian dari para ahli dapat lebih berdaya guna. Tdk spt sekarang, yg banyak berhenti menjadi _paper_ & laporan hasil penelitian yg menumpuk di rak² perpustakaan.
Tahun 2004, Nurul berkeinginan utk kembali ke RI. Niatnya itu menjadi bahan cibiran beberapa teman yg sudah merasakan nikmatnya bekerja di Jepang. Temannya mengingatkan ttg kurangnya penghargaan pemerintah thd para ilmuwan & juga sedikitnya perhatian pemerintah RI thd perkembangn ilmu pengetahuan & teknologi shg terjadi fenomena *_brain drain_*. Temannya juga mengingatkan ttg kedudukan Nurul yg sudah mapan dg gaji yg cukup besar. Selain itu dia mendapat tawaran visa tinggal tetap (seumur hidup). Namun, tekad kuat untuk mengabdi di RI mengalahkan berbagai tawaran kenyamanan tsb. Pd akhirnya Nurul meninggalkan Jepang & mulai mengabdi di RI. Dirinya menilai RI mempunyai potensi alam yg luar biasa besar. Potensi tsb, jika diolah tentu bisa menghasilkan produk yg mampu menciptakaan kesejahteraan.
Nurul kembali ke tanah air setelah 14 tahun belajar & berkarya di Jepang. Di Jepang, dia pun menggoreskan tinta emas sejarah inovasi krn nama Nurul dicatat sbg “pembongkar” paten pemurnian logam yg dipegang perusahaan manufaktur besar, Perusahaan Kobe Steel. Berbagai godaan yg menawarkan kenyamam hidup tdk berhasil utk mencegah dirinya utk kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Pd akhirnya, dg tekad yg sudah bulat, ia memilih utk pulang dg 1 alasan, *“Sedih saya, Indonesia kerap diberitakan buruk,”* ujarnya singkat namun cukup mengharukan.
Dia memiliki sedikit tabungan pd sa’at pulang. Sbg bekal mengawali merealisasikaan idealisme utk membangun nanoteknologi di Indonesia. Nurul telah siap berjuang dari awal di negeri sendiri. Tantangan pertama langsung menyambutnya begitu tiba di kantornya. Di sana ia hanya mendapatkan fasilitas meja & kursi plus mesin bubut. Berbeda dg ketika di Jepang yg fasilitas penelitiannya sgt lengkap, alat karakterisasi yg canggih & mahal. Disambut dgw fasilitas yg spt itu Nurul tdk berkecil hati, malah dianggapnya sbg sebuah bentuk penghormatan krn nya dirinya sudah beruntung disekolahkan oleh pemerintah ke salah satu negara maju dapat melanjutkan sampai jenjang yg paling tinggi. “Tapi saya rasa itu tantangannya” gumannya.
Sekali layar terkembang, pantang surut kembali. Dg hanya membeli komponen di Glodok, Jakarta. Ia berhasil menciptakan alat pembuat partikel nano. “Seperti latihan pedang si Zorro. Fokus & konsisten.” Tegasnya.
Bermodal sebuah bengkel yg ada di kantornya, Nurul pun berpikir utk memulai penelitian dg membuat alat² penelitian spt _high energy milling_ utk memproses sumber daya alam RI menjadi partikel nano. Dg semangat *bushido* yg diwarisinya dari budaya Jepang, dia bekerja siang malam demi menggapai obsesinya. Sampai sekarang Nurul & timnya terbiasa pulang malam dari kantornya yg senyap. Ruang kerja yg luasnya hanya sekitar 40 meter persegi ia bagi bersama rekan²nya. Dari segala keterbatasan itulah Nurul & timnya bisa menghasilkan alat yg dapat memproduksi partikel nano. Dia hanya mematenkan alatnya dg tujuan hanya melindungi temuannya & membebaskan peneliti lain utk memanfa’atkannya. “Dulu di Jepang saya terbiasa membuat berbagai alat, tapi tdk saya patenkan krn utk keperluan penelitian sendiri. Tapi ketika di RI, saya patenkan krn utk melindungi dari jiplakan orang lain.” katanya. Dia juga sudah memantapkan diri utk penghasilkan penelitian² yg membumi. Memang, utk semua itu “Tetap butuh penelitian terdepan, kira² 50%-lah _frontier_. Itu pun harus dg arah yg jelas. Kalau saya, kira² _two step ahead_. Enggak ketinggian banget, tapi masih bisa diaplikasikan”.
Nurul masih terus teringat dg pesan² dari profesornya sebelum pulang ke RI, “Pekerjaan yg akan kamu lakukan itu banyak sekali ( _Yaru koto ha takusan aru_), makanya harus dimulai dari yg kecil ( _cisai koto kara hajimaru_). Jadi, kita harus *memulai dari yg kecil² utk bisa menciptakan kesuksesan² yg akan terus menjadi pijakan² menuju pencapaian kesuksesan² yg lebih besar*.” Itulah pesan sang profesor yg terus diingatnya sampai sekarang. Nurul mengawali pekerjaan²nya dari hal² yg sederhana. Langkah pertama yg dilakukan Nurul adalah membuat *tim yg solid*, krn tanpa tim dia tdk akan menghasilkan pekerjaan² yg besar. Urgensi pembentukan tim itulah yg dia pelajari di Jepang & ingin di terapkannya di RI. Susana kerja tim di Jepang masih terasa.
Dahulu dia memasuki Jepang seperti masuki belantara & ternyata ketika pulangpun Nurul juga seperti memasuki hutan yg lebih lebat lagi krn tantangan yg lebih besar. Berbagai macam konsep & teori yg dia miliki tdk dg mudah bisa langsung diaplikasikan (adopsi) akan tetapi harus ada sebuah proses adaptasi terlebih dahulu.
Setelah kembali ke RI, Nurul tdk pernah diam. Kesehariannya diisi dg *kerja, kerja, & kerja*. Hal pertama yg dia pikirkan adalah bagaimana membuat alat dg mesin² yg ada dibengkelnya. Beruntung dia memiliki banyak teman yg ahli dalam bidang perbengkelan. Berdiskusi di setiap waktu & di setiap tempat, akhirnya terciptalah berbagai macam peralatan pembuatan partikel nano. Sementara dia bersikap realistis, kalau dahulu dia selalu berorientasi menciptakan produk² riset yg _high value_, dg melihat kondisi industri di RI akhirnya dia berkompromi dg realitas. “Gak usah yg canggih² dulu,” ujarnya. Maka lahirlah peralatan² “sederhana” yg penting dapat bermanfa’at bagi dirinya, para peneliti, & terutama untuk industri. Dan dimulai dari peralatan inilah akhirnya Nurul menuai banyak pencapaian. Alat yg dia ciptakan berupa mesin pembuat _powder_ (partikel) dg ukuran nanometer. _Powder_ samacam inilah yg banyak diperlukan oleh industri.
Dari porses ini juga Nurul semakin tersadarkan bhw apa yg dia pelajari di Jepang ternyata benar bhw semuanya bermula dari material. “Ketika saya membelajari material di Kagoshima University, saya baru memahami semuanya bermuara di penguasaan material. Saya perdalam ilmu material & saya melihat ternyata ilmu material di RI itu sangat lemah sekali. Apalagi di industri², bahan bakunya pasti impor. Pd akhirnya yg muncul adalah memang material yg berkualitas yg memliki nilai tambah sangat tinggi yaitu material yg diproses dg nanoteknologi.” ungkapnya
Ilmu yg dipelajari oleh Nurul sebenarnya bukan hanya nanoteknologi, akan tetapi dia melihat bhw sekarang ini yg sangat potensial utk dikembangkan & dapat berinteraksi langsung dg industri adalah nanoteknologi. Bukan hanya industri dalam negeri, akan tetapi juga dg industri luar negeri dimana kita bisa menjadi _leading sector_-nya. Oleh krn itu, Nurul semakin giat menciptakan peralatan² yg mengarah kpd keunggulan nanoteknologi. Dari 19 paten & hak cipta yg dimilikinya, separuhnya adalah berkenaan dg bagaimana menciptakan material berkarakter nano.
Untuk meraih obsesi itu maka Nurul menggerakkan timnya utk berevolusi menuju ke arah sana. Nurul tdk mau hasil² penelitian atau paten²nya hanya sekedar bermuara di kertas tulisan yg menghiasi perpustakaan. Itu yg membedakan Nurul & timnya dari peneliti lainnya. “Pokoknya apa yg sudah kami patenkan itu harus menjadi produk, harus ada di _market_, harus bisa digunakan atau dirasakan oleh masyarakat. Itulah kebanggaan kita, baru kita mengatakan kita sukses.”
Tak hanya menghidupkan laboratorium nanoteknologi di LIPI, dia pun berusaha membangkitkan nanoteknologi di RI. Ia mendirikan Masyarakat Nano Indonesia (MNI) & menggandeng universitas, lembaga penelitian, hingga industri utk mengembangkan nanoteknologi.
Ia juga menciptakan Nano-Edu, paket pengajaran nanoteknologi utk pelajar, berisi buku & alat peraga. Menurutnya, anak² harus dikenalkan sejak dini dg nanoteknologi. Alat peraga Nano-Edu sudah dibeli dari Jepang sebanyak 300 paket utk menunjang pendidikan di sana, tetapi di Indonesia belum sepenuhnya dipakai.
Nurul menganalisis bhw dalam struktur _Gross National Product_ RI bhw selama tahun 2008 impor bahan baku setengah jadi yg diimpor dari China nilainya melebihi angka 100 triliun rupiah. Itu adalah impor bahan baku setengah jadi yaitu bahan olahan dari sumber² bahan baku yg berasal dari negara kita, spt mineral & tumbuhan herbal spt tanaman kunyit. Kunyit, & juga jahe, kita ekspor dalam bentuk yg sudah dikeringkan dg harga hanya sekitar Rp 6000 sampai Rp10.000 per kilogram dg proses yg panjang. Di negeri China bahan tsb diproses untuk dijadikan _powder_. Kemudian _powder_ tsb dijual kembali ke Indonesia dg harga relatif mahal mencapai 10 bahankan 100 kali dari harga bahan bakunya. Keuntungan yg sgt luar biasa besarnya bagi China.
“Inilah yg ingin saya lakukan utk Indonesia” kata Nurul utk menjelaskan bhw hanya sekedar membuat _powder_ tdk usah lagi sampai menggunakan jasa teknologi luar negeri. Menurut Nurul pengolahan sumber daya hayati yg kita miliki jauh lebih _simple_, tdk membutuhkan biaya terlalu besar dg menghasilkan nilai tambah yg sangat luar biasa. “Itulah yg akan saya beresin.” Nurul mengatakan bhw seandainya dia diberi kesempatan utk mengelola sumber daya alam RI, maka langkah pertama yg akan dilakukan adalah nanoisasi sumber daya alam RI. Dia beralasan krn produk² yg dihasilkannya sudah memiliki pasarnya yg jelas. Bahkan dia menjamin, di dunia kita bisa menjadi _the number one_ krn kita menjadi penguasa sumber bahan baku. Kita tinggal menguasai teknologinya saja. Bahkan dibanding dg negara lain dari segi teknologi pun kita bisa lebih unggul krn bahan bakunya ada di kita semua. Bahkan yg dapat dilakukan oleh mereka adalah hanya dalam bentuk kerja sama. Jangan sampai terjadi lagi tragedi spt ini: kita disuruh mengidentifikasi ini-itu begitu ditemukan mereka yg menciptakan produk²nya. Janganlah kita sampai ketinggalan, kita masih sangat bisa mengejar ketertinggalan terutama dalam bidang herbal nano, & juga yg lainnya.
Di awal fajar abad ke-20 para pemuda RI harus berani tampil sbg penggerak perubahan bangsa di garda depan. Di rumah sang Guru Pergerakan yg dijuluki juga Raja Tanpa Tahta, HOS Tjokro Aminoto, hampir semua pemuda tokoh pergerakan spt Soekarno, Hatta, dll berhimpun utk kemudian menjadi tokoh muda yg kelak dg gagah berani berjuang utk meraih Kemerdekaan RI. Maka, para pemuda RI pd zaman kiwari harus tampil lebih berani lagi dalam mengisi Kemerdekaan RI. Salah satu caranya adalah terus berkreasi melalui inovasi ilmu pengetahuan & teknologi. “Berkreasilah menjadi dirimu yg terbaik! Dan berhimpunlah utk membangkitkan kembali bangsa ini!” Itulah pesan penting Nurul yg ditegaskan dalam buku berjudul Surat Dari & Untuk Pemimpin terbitan Tempo Institute.
Melalui inovasi Iptek inilah Nurul telah memberi contoh baik dg sejumlah karya Iptek inovatif di bidang nanoteknologi. Berkat karya Iptek bidang nanoteknologi pula Nurul mampu meraih berbagai penghargaan bergengsi. Mendapat Penghargaan Hatakeyama Award sbg mahasiswa terbaik & Fuji Sankei Award sbg peneliti terbaik tahun 1995 di Jepang. Setelah pulang, pd 2004 mendapat penghargaan dari LIPI sbg Peneliti Muda Terbaik & Penghargaan dari Persatuan Insinyur Indonesia (Adhidarma Profesi) tahun 2005 & _The Best Innovation & Idea Award_ dari Majalah SWA. Delegasi RI utk menghadiri pertemuan Pemenang Nobel di Lindau Jerman, 2005. Tahun 2009 memperoleh perhargaan _ITSF-Science & Technology Award_ dari Industri Toray Indonesia sbg _Outstanding Scientist & Ganesha Widya Adiutama_ dari ITB pd Dies Natalis ke-50 serta menerima Habibie Award di bidang Ilmu Rekayasa dari _The Habibie Center_. Selain itu juga, Nurul mendapat penghargaan sbg presenter terbaik di berapa seminar. Nurul menjabat sbg ketua Masyarakat Nano Indonesia pd 2005-2018. Pd tahun 2014 Nurul kembali menyabet penghargaan _BJ Habibie Technology Awards (BJHTA)_ berkat capaiannya diterapkan di Industri dalam bidang Nanoteknologi & Rekayasa Produksi. Ditetapkannya Nurul sbg peraih penghargaan prestisius di ranah teknologi tsb setelah melewati seleksi ketat yg dilakukan Badan Pengkajian & Penerapan Teknologi (BPPT) sbg penyelenggara. Menurut BPPT, Nurul telah lolos menjadi terbaik melalui penilaian dalam kategori: aspek penemuan (invention), aspek kreatif, aspek efisien & efektif, aspek nilai tambah, serta aspek manfa’at. Tak hanya itu saja, ada kriteria tambahan seperti 10 poin kriteria penilaian seperti _state of the art, size of impact, degree of complexity, amount of effort, degree of maturity, originality, uniqueness, degree of advantage, completeness of action, & amount of result_.
Hasil temuan Nurul di bidang nanoteknologi ini juga mendapatkan penghargaan dari _World Intelectual Property Organization_ (WIPO) yg berbasis di Jenewa pd tahun 2016. Karya besarnya bukan hanya memberikan keuntungan ekonomi pd pribadinya saja, tapi juga ikut memperkuat pembangunan Bangsa Indonesia. Tak aneh, jika kini nama Nurul banyak dikenal para ilmuwan & pelaku industri baik sbg ilmuwan & inovator maupun sbg pengusaha teknologi yg berbakat.
Dirinya berharap ada payung hukum yg mengarahkan nanoteknologi sbg isu aktual dalam upaya meningkatkan daya saing industri nasional. Shg, pengembangan sumber daya alam (bahan baku local) yg diberi nilai tambah dapat meningkatkan daya saing industri nasional.
Nurul telah mempublikasikan 19 Paten & Hak Cipta (di antaranya 1 Paten Jepang yg telah di_granted_: diterapkan di Perusahaan Kyushu Tabuchi sejak 2003) & lebih dari 100 publikasi & pemakalah internasional & 140 publikasi & pemakalah nasional.
Itulah prestasi Nurul dalam pengkajian & penerapan nanoteknologi yg telah mendongkrak antusiasme peneliti pd umumnya. Sebab, selama ini peneliti RI hanya dikenal jago membuat konsep atau menelurkan teori & teknologi baru, tapi kesulitan menembus kalangan industri. Tdk ada proses hilirisasi karya penelitian mereka ke dunia industri.
“Saya ingin memaknai dari konteks ini bhw membangun bangsa ini seharusnya menjadi peran kita. Ini sudah jelas! Mari kita sedikit agak peras otak kita ini. Masa sih kita gak bisa mengangkat satu atau dua produk yg bisa berkontibrusi thd negara kita.” Itulah Sang Revolusioner Prof. Dr. Nurul Taufiqu Rochman, B. Eng., M.Eng. Ph.D.

Sewaktu saya berkonsultasi dg seorang Ustadz ttg sikap thd perbedaan, beliau mempersilakan membaca tulisan ini…

*MENGENAL KEMBALI USHUL WAL FURU’*

Banyak diantara saudara Muslim kita yg mudah sekali mencap saudaranya sebagai Kafir, Munafik, Ahlul Bid’ah, dsb dg alasan dalil, bukan alasan zhahir yg telah disepakati para Ulama’ dg syarat² tertentu & pertimbangan yg matang. Mereka hanya menelan mentah² apa² yg guru mereka sampaikan tanpa melalui khazanah yg luas & mendalam. Dalam memahami dalil juga diperlukan ilmunya.

Adapun masalah itu, sudah terangkum dalam pengertian di bawah ini.

*A. MAKNA USHUL & FURU’*
Islam adalah Aqidah, Syariat & Akhlaq.
Ketiganya menjadi satu kesatuan tak terpisahkan, satu sama lainnya saling terkait & saling menyempurnakan. Ketiganya terhimpun dalam Ajaran Islam melalui dua ruang ilmu, yaitu : *USHULUDDIN & FURU’UDDIN*.

Ushuluddin biasa disingkat *USHUL*, yaitu Ajaran Islam yg sangat PRINSIP & MENDASAR, sehingga Umat Islam *wajib sepakat dalam Ushul & tidak boleh berbeda*, krn perbedaan dalam Ushul adalah penyimpangan yg mengantarkan kpd kesesatan.

Sedang Furu’uddin biasa disingkat *FURU’*, yaitu Ajaran Islam yg sangat penting namun TIDAK PRINSIP & TIDAK MENDASAR, sehingga Umat Islam *boleh berbeda dalam Furu’*, krn perbedaan dalam Furu’ bukan penyimpangan & tidak mengantarkan kpd kesesatan, tapi dg satu syarat yakni: ADA DALIL YG BISA DIPERTANGGUNG JAWABKAN SECARA SYAR’I. Penyimpangan dalam Ushul tidak boleh ditoleran, tapi wajib diluruskan. Sedang Perbedaan dalam Furu’ wajib ditoleran dg jiwa besar & dada lapang serta sikap saling menghargai & menghormati.

*B. MENENTUKAN USHUL & FURU’*
Cara menentukan suatu masalah masuk dalam USHUL atau FURU’ adalah dg melihat Kekuatan Dalil dari segi *WURUD* (Sanad Penyampaian) dan *DILALAH* (Fokus Penafsiran).

WURUD terbagi dua, yaitu :
1. Qoth’i : yakni Dalil yg Sanad Penyampaiannya MUTAWATIR.
2. Zhonni : yakni Dalil yg Sanad Penyampaiannya TIDAK MUTAWATIR.

*Mutawatir* ialah Sanad Penyampaian yg Perawinya berjumlah banyak di tiap tingkatan, sehingga MUSTAHIL mereka berdusta.

DILALAH juga terbagi dua, yaitu :
1. Qoth’i: yakni Dalil yg hanya mengandung SATU PENAFSIRAN.
2. Zhonni: yakni Dalil yg mengandung MULTI PENAFSIRAN.

Karenanya, Al-Qur’an dari segi Wurud semua ayatnya Qoth’i, krn sampai kpd kita dg jalan MUTAWATIR. Sedang dari segi Dilalah maka ada ayat yg Qoth’i krn hanya satu penafsiran, & ada pula ayat yg Zhonni krn multi penafsiran.
Sementara As-Sunnah, dari segi Wurud, yg Mutawatir semuanya Qoth’i, sedang yg tidak Mutawatir semuanya Zhonni. Ada pun dari segi Dilalah, maka ada yg Qoth’i krn satu pemahaman & ada pula yg Zhonni krn multi pemahaman.

Selanjutnya, untuk menentukan *klasifikasi suatu persoalan*, apa masuk Ushul atau Furu’, maka ketentuannya adalah:
*1.* Suatu Masalah jika Dalilnya dari segi Wurud & Dilalah sama² Qoth’i, maka ia pasti masalah USHUL.

*2.* Suatu Masalah jika Dalilnya dari segi Wurud & Dilalah sama² Zhonni, maka ia pasti masalah FURU’.

*3.* Suatu Masalah jika Dalilnya dari segi Wurud Qoth’i tapi Dilalahnya Zhonni, maka ia pasti masalah FURU’.

*4.* Suatu Masalah jika Dalilnya dari segi Wurud Zhonni tapi Dilalahnya Qoth’i, maka Ulama berbeda pendapat, sebagian mengkategorikannya sbg USHUL, sebagian lainnya mengkatagorikannya sbg FURU’.

Dg demikian, hanya pada klasifikasi pertama yg tidak boleh berbeda, sedang klasifikasi kedua, ketiga & keempat, maka perbedaan tidak terhindarkan. Betul begitu ?!

*C. CONTOH USHUL & FURU’*
_1. Dalam Aqidah:_ Kebenaran peristiwa Isra Mi’raj Rasulullah SAW adalah masalah USHUL, krn Dalilnya QOTH’I, baik dari segi WURUD mau pun DILALAH. Namun masalah apakah Rasulullah SAW mengalami Isra’ Mi’raj dg Ruh & Jasad atau dg Ruh saja, maka masuk masalah FURU’, krn Dalilnya ZHONNI, baik dari segi WURUD mau pun DILALAH. Karenanya, barangsiapa menolak kebenaran peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW maka ia telah sesat, krn menyimpang dari USHUL AQIDAH. Namun barangsiapa yg mengatakan Rasulullah SAW mengalami Isra’ Mi’raj dg Ruh & Jasad atau Ruh saja, maka selama memiliki Dalil Syar’i ia tidak sesat, krn masalah FURU AQIDAH.

_2. Dalam Syariat:_ Kewajiban Shalat 5 Waktu adalah masalah USHUL, krn Dalilnya QOTH’I, baik dari segi WURUD mau pun DILALAH. Namun masalah apakah boleh dijama’ tanpa udzur, maka masuk masalah FURU’, krn Dalilnya ZHONNI, baik dari segi WURUD mau pun DILALAH. Karenanya, barangsiapa menolak kewajiban Shalat Lima Waktu maka ia telah sesat krn menyimpang dari USHUL SYARIAT. Namun barangsiapa yg berpendapat bahwa boleh menjama’ shalat tanpa ’udzur atau sebaliknya, maka selama memiliki Dalil Syar’i ia tidak sesat, krn masalah FURU SYARIAT.

_3. Dalam Akhlaq:_ Berjabat tangan dg sesama muslim adalah sikap terpuji adalah masalah USHUL, krn Dalilnya QOTH’I, baik dari segi WURUD mau pun DILALAH. Namun masalah bolehkah jabat tangan setelah shalat berjama’ah, maka masuk masalah FURU’, krn Dalilnya ZHONNI, baik dari segi WURUD mau pun DILALAH. Karenanya, barangsiapa menolak kesunnahan jabat tangan antar sesama muslim, maka ia telah sesat, krn menyimpang dari USHUL AKHLAQ. Namun barangsiapa yg berpendapat tidak boleh berjabat tangan setelah shalat berjama’ah atau sebaliknya, maka selama memiliki Dalil Syar’i ia tidak sesat, krn masalah FURU’ AKHLAQ.

Mengerti kan?

Jadi dalam memahami suatu masalah, tidak usah ribut² seperti anak kecil. Cukuplah dg ilmu yg memadai, jiwa yg tegas & hati yg bersih. Insya Allah, suatu permasalahan di kalangan kaum Muslimin bisa teratasi…

Posted by: rario | 2018/03/29

Belajar dari Anjing

Sebagai Muslim, umumnya kita sudah tahu bahwa air liur anjing itu najis. Juga ada peribahasa “Anjing menggonggong kafilah berlalu”. Seakan-akan anjing hanya berkonotasi negatif. Namun tahukah anda, bahwa ternyata anjing punya kelebihan dibandingkan dg manusia? Bahkan banyak manusia yg ‘kalah’ di beberapa sifat atau karakter yg dimiliki oleh anjing.

1. Kesetiaan.

Nah, mulai terbayangkan? Anjing itu selalu setia kepada tuannya. Manusia? Akankah selalu setia?

2. Indra penciuman.

Indra penciuman anjing belum dapat dikalahkan oleh manusia atau teknologi lain (sa’at tulisan ini dibuat).

3. Bisa dilatih utk pekerjaan khusus.

Anjing bisa dilatih, antara lain utk berburu, membimbing tunanetra, menjaga property.

Nah, mulai sekarang jangan menganggap rendah anjing ya… karena ada sifatnya yg lebih unggul dari manusia. Lagipula semua ciptaan Allah SWT pastinya memiliki tujuan penciptaannya masing², jangan sampai otak kita yg serba terbatas ini punya rasa meremehkan makhluq lain.

Wallahu’alam.

(Rosyada, anak seorang dokter hewan professional).

Older Posts »

Categories